Menperin Minta Harga Gas Industri Turun, Ini Kata Dirut Pertamina
Jakarta -Menteri Perindustrian Airlangga Hartato
berpendapat bahwa rata-rata harga gas untuk industri di dalam negeri
saat ini, yakni US$ 8-10/MMbtu, sangat tidak ideal.
Sebagai pembanding, harga gas industri di Singapura sekitar US$ 4-5 per MMbtu, Malaysia US$ 4,47 per MMbtu, Filipina US$ 5,43 per MMbtu, dan Vietnam sekitar US$ 7,5 per MMbtu.
Menurut perhitungan Airlangga, idealnya harga gas untuk industri di Indonesia hanya US$ 5/MMbtu agar dapat bersaing dengan industri di negara-negara tetangga.
Bisakah rata-rata harga gas untuk industri di dalam negeri turun sekitar 50% menjadi US$ 5/MMbtu?
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto, berpendapat bahwa masih ada ruang untuk efisiensi, harga gas masih bisa turun.
"Potensi itu saya pikir untuk meningkatkan efisiensi masih ada," kata Dwi saat ditemui di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (31/8/2016).
Menurut Dwi, salah satu penyebab mahalnya harga gas adalah rantai distribusi yang panjang dari sumber gas sampai ke industri. Ini harus diefisienkan.
"Tentu harus kita lihat antar sinergi yang ada, kemudian juga melakukan evaluasi terhadap jasa-jasa yang digunakan, panjang proses penyaluran antara upstream sampai kepada end user tentu harus dilakukan review," tutupnya.
Sebagai pembanding, harga gas industri di Singapura sekitar US$ 4-5 per MMbtu, Malaysia US$ 4,47 per MMbtu, Filipina US$ 5,43 per MMbtu, dan Vietnam sekitar US$ 7,5 per MMbtu.
Menurut perhitungan Airlangga, idealnya harga gas untuk industri di Indonesia hanya US$ 5/MMbtu agar dapat bersaing dengan industri di negara-negara tetangga.
Bisakah rata-rata harga gas untuk industri di dalam negeri turun sekitar 50% menjadi US$ 5/MMbtu?
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto, berpendapat bahwa masih ada ruang untuk efisiensi, harga gas masih bisa turun.
"Potensi itu saya pikir untuk meningkatkan efisiensi masih ada," kata Dwi saat ditemui di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (31/8/2016).
Menurut Dwi, salah satu penyebab mahalnya harga gas adalah rantai distribusi yang panjang dari sumber gas sampai ke industri. Ini harus diefisienkan.
"Tentu harus kita lihat antar sinergi yang ada, kemudian juga melakukan evaluasi terhadap jasa-jasa yang digunakan, panjang proses penyaluran antara upstream sampai kepada end user tentu harus dilakukan review," tutupnya.
0 komentar:
Posting Komentar